Rabu, 30 Mei 2012

Rahasia dan Keutamaan shalat Dhuha


  1. Sedekah bagi seluruh persendian tubuh manusia
    • “Di setiap sendiri seorang dari kamu terdapat sedekah, setiap tasbih (Ucapan Subahanallah)adalah sedekah, setiap tahmid (Ucapan Lailahailallah) adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat Dhuha diberi pahala.” (HR. Muslim)
  2.  Ghanimah ( Keuntungan ) yang besar
    • “Rasulullah SAW mengirim sebuah pasukan perang.” Nabi SAW bersabda:“Perolehan keuntungan (ghanimah) dan cepatlah kembali! Mereka akhirnya saling berbicara tentang dekatnya tujuan (tempat) perang dan banyaknya ghanimah (keuntungan) yang akan diperoleh dan cepat kembali (karena dekat jaraknya). Lalu Rasulullah SAW berkata; “Maukah kalian aku tunjukkan kepada tujuan paling dekat dari mereka (musuh yang akan diperangi), paling banyak ghanimah (keuntungan) nya dan cepat kembalinya? Mereka menjawab; “Ya! Rasul berkata lagi: “Barangsiapa yang berwudhu’, kemudian masuk ke dalam masjid untuk melakukan shalat Dhuha, dial ah yang paling dekat tujuannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya.” (Shahih Al-Targhib: 666)
  3. Sebuah rumah di surga
    • “Barangsiapa yang shalat Dhuha sebanyak empat rakaat dan empat rakaat sebelumnya, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di surga.” (Shahih Al-Jami’:634)
  4. Memperoleh ganjaran di sore hari
    • “Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat rakaat dari awal hari, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya.” (Shahih Al-Jami’: 4339)
  5. Memperoleh pahala umrah
    • “Barang siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan haji,. Barangsiapa yang keluar untuk melaksanakan shalat Dhuha, maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan ‘umrah.. (Shahih Al-Jami’: 6346)
  6. Ampunan dosa
    • “Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah SWT, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (HR. Tirmidzi)

Senin, 28 Mei 2012

Tragedi Bi'ir Ma'unah


Ketika tiba di Najd, tepatnya di Bi’ir Ma’unah, ke-70 muslim itu berhenti. Daerah itu terletak di anatara wilayah Bani Amir dan Bani Sulaim. Al Mundzir mengutus Haram bin Milhan menemui Amr bin Ath Thufail, pemimpin Bani Sulaim. Haram ditugasi menyampaikan surat Rasulullah SAW kepada pemimpin – pemimpin Najd. Namun, Amir Ath Thufail sama sekali tidak membaca surat Rasulullah SAW itu. Ia bahkan memerintahkan agar Haram bin Milhan dibunuh.
          Setelah itu, Amir meminta bantuan Bani Amir untuk membunuhi kaum muslimin yang lain. Bani Amir menolak karena mereka adalah suku Abu Bara. Mereka tidak ingin melanggar perlindungan yang diberikan pemimpin mereka sendiri. Amir bin Ath Thufail cepat berpaling ke suku – suku Najd yang lain. Beberapa suku menyatakan dukungan atas pengkhianatan Amir. Dengan cepat, mereka berkumpul dan berangkat mengepung sahabat – sahabat Rasulullah SAW di Bi’ir Ma’unah.
          Mulai curiga karena Haram bin Malihan tidak juga kembali, kam Muslimin di Bi’ir Ma’unah mulai meningkatkan kewaspadaan. Namun, segala tindakan untuk menarik diri dari tempat itu terlambat karena dari segala penjuru prajurit Najd mulai mengepung. Segera saja kaum Muslimin mencabut pedang dan siap bertarung. Pertempuran tidak seimbang segera pecah. Para da’I itu bertempur mati – matian tanpa sedikit pun niat untuk menyerah. Al Mundzir yang saat itu tangah menegok ternak yang menjadi perbekalan mereka, berlari dan terjun ke pertempuran. Hamper seluruh sahabat Rasulullah SAW di Bi’ir Ma’unah gugur, kecuali dua orang.
          Ka’ab bin Zaid disangka telah mati. Namun, begitu pasukan Najd pulang, Ka’ab bangun dan pulang ke Madinah dengan tubuh dipenuhi luka. Satu orang lagi bernama Amr bin Umayyah. Di tengah perjalanan pulang ke Madinah, Amr bin Umayyah bertemu dua orang yang mencurigakan. Dikiranya, kedua orang itu termasuk pasukan yang menyergap dan membunuh para sahabatnya. Pada tengah malam, Amr menyerang dan berhasil membunuh kedua orang itu.
          Sampai di Madinah, Amr melaporkan semuanya termasuk dua orang yang ia bunuh. Namun, kedua orang itu ternyata bukanlah musuh. Mereka justru termasuk suku Bani Amir yang telah terikat perjanjian Jiwar (Bertetangga baik) dengan kaum Muslimin.

Agar Kita Berani


Ada beberapa jalan agar kita menjadi manusia pemberani :
  1. Banyak berolah raga
  2. Banyak membaca riwayat para Pahlawan
  3. Bicara terus terang, tidak mengambil muka / terlalu banyak tenggang rasa, tetapi tetap sopan, jujur, dan teguh keyakinan
  4. Tidak percaya pada takhayul, seperti takut pada jin, dan lain – lain
  5. Rajin mencari ilmu yang berguna


Hikmah Ketika Sakit


Menurut Al – Qur’an dan hadits, ada tiga macam hikmah yang dapat kita ambil dari musibah sakit, yaitu :
  1. Pengampunan dosa ( Ada dosa yang hukumnya ditimpakan di dunia ). Ini merupakan penebusan dosa.
  2. Hukuman ( Balasan langsung akibat membangkang ketentuan yang ditetapkan Allah SWT. ). Ini merupakan hubungan sebab – akibat.
  3. Ujian kenaikan tingkat ( Derajat kemuliaan kita di mata ALLAH SWT. ). Ini merupakan sarana peningkatan kualitas diri, sebagaimana sabda Rasulullah SAW.
Barang siapa dikehendaki Allah kebaikan pada dirinya, maka ia akan diberi cobaan.” (HR. Bukhari dan Muslim)



Selasa, 15 Mei 2012

Intropeksi Diri


Intropeksi diri adalah melihat ke dalam diri sendiri. Intropeksi diri sangat penting agar kita tahu bagaimana diri kita di pandang atau di nilai oleh orang lain.

 

Cara Intropeksi Diri :

  1. Minta bantuan orang lain, baik itu keluarga, teman deket, maupun sahabat
  2. jangan marah apabila mereka mengoreksi kita dengan jujur
  3. Mau berubah untuk memperbaiki diri
  4. Serius untuk intropeksi diri, jangan hanya di hati saja. Lakukanlah !

 

Dengan intropeksi diri kita bisa tau apakah kita sudah melakukan sesuatu, melakukan perubahan yang lebih baik pada diri bukan berarti bersikap menghakimi atau menyalahkan. Tetapi bentuk kebesaran hati untuk memperbaiki diri sendiri.


^_^ Semoga Bermanfaat ^_^ 

Meneladani Akhlak Rasulullah Saw.


  1. Rasulullah mudah tersenyum
    Abdullah bin Harits r.a. mengungkapkan, "Aku belum pernah melihat ada orang yang lebih sering tersenyum dibandingkan Rasulullah Saw." (HR. Tirmidzi)
  2. Rasulullah tidak pernah membentak pembantunya
    Anas bin Malik mengungkapkan, bahwa ia melayani Rasulullah Saw. selama sepuluh tahun. Lalu katanya, "Demi Allah, beliau sama sekali tidak pernah berkata : 'husy'. Beliau juga tidak pernah menegur 'mengapa engkau berbuat begitu?' atau 'kenapa tidak berbuat demikian?" (HR. Muslim)
  3. Nabi Saw. tidak pernah mencela makanan
    Abu Hurairah r.a. mengabarkan, bahwa Rasulullah Saw. tidak pernah mencela makanan. Apabila suka, beliau memakannya. Sebaliknya jika tidak suka, beliau membiarkannya saja. (HR. Bukhari)
  4. Anjuran menerima pemberian orang lain
    "Barang siapa yang diberi sesuatu tanpa meminta, hendaklah ia menerimanya. Karena itu adalah rezeki yang diberikan Allah Swt. kepadanya." (HR. Ahmad)
  5. Sujud syukur bila mendapat kegembiraan
    "Apabila memperoleh sesuatu yang menggembirakan atau mendengar kabar gembira, Rasulullah Saw. langsung melakukan sujud syukur kepada Allah Swt." (HR. Abu Dawud)
  6. Rasulullah selalu membantu Istrinya
    Seseorang pernah bertanya kepada Siti Aisyah r.a., "Apakah yang diperbuat Rasulullah Saw. di rumah?" Beliau mengerjakan pekerjaan keluarganya. Jika waktu shalat tiba, beliau mengambil air wudhu kemudian keluar (ke masjid) untuk menunaikan shalat." (HR. Muslim)

Green Ice Cream Bar