Senin, 02 Januari 2012

Wahai Ikhwah


Sejenak, marilah kita sama-sama renungkan tentang  karya-karya yang telah 
dihasilkan orang-orang mulia. Bagaimana kisah  Salman Al-Farisi, lelaki 
Persia dengan segala kemuliannya. Yang meskipun  hanya meninggalkan 
beberapa harta ketika meninggal masih saja menangis  karena merasa punya tanggung jawab yang besar kepada Allah swt. Atau  cobalah kita saksikan keyakinan yang begitu kuat yang dimiliki oleh  Khalid bin Walid bahwa 
Allah akan membantunya, dan dengan tenang  menerima tantangan meminum 
minuman beracun dari pasukan Romawi.

Merekalah orang-orang mulai yang begitu teguh keyakinannya kepada  Allah. Iman yang melekat 
di dalam diri mereka laksana darah yang  mengaliri semua bagian tubuh 
mereka, iman bagi mereka adalah harta  paling berharga, karena dia 
memberikan energi untuk bergerak, membongkar  kemalasan yang sering 
mendera, dan iman bagi mereka adalah sumber  kekuatan terbesar, 
terdahsyat, dan tak tergantikan oleh apapun.

Merekalah 
orang-orang mulia yang tercatat dalam sejarah bahwa  meninggalnya mereka selalu dalam keadaan syahid, bahwa kehidupan mereka  laksana air 
penyejuk bagi orang-orang di sekitar mereka, bahwa akhlaq  mereka begitu dekat dengan Al-Qur’an, bahwa keberanian mereka membela  agama Allah 
begitu membara di dalam jiwa.

Ya… Merekalah  orang-orang 
yang hatinya selalu terhimpun untuk berjuang di Jalan Allah.  Dengan 
bekal keimanan dan ketakwaan yang begitu kuat. Mereka mencapai  
kemuliaan hidup yang sangat sulit kita rasakan.

Saudaraku….

Keberhasilan meletakkan Allah di dalam diri mereka, adalah karena  usaha yang begitu keras untuk selalu dekat dengan-Nya. Mereka tidak lena  di malam hari, 
dibuai mimpi atau lebih memilih bersenang-senang dengan  istri-istri 
mereka, mereka tidak pernah takut jika harus mengorbankan  jiwa dan raga mereka untuk agama Allah, mereka orang yang selalu  bersemangat tatkala masa jihad telah tiba. Karena saatnya mereka  membuktikan kecintaan dan keimanan mereka kepada Allah swt.

Lalu…
Mari kita bandingkan diri-diri kita dengan mereka.
Coba kita tengok berapa lama kita habiskan waktu kita untuk mengingat  mati?
Berapa lama kita habiskan untuk men-tadabburi  ayat-ayat-Nya?
Berapa lama kita memeras keringat untuk  menguatkan jalan dakwah ini?
Berapa lama wahai ikhwah?
Berapa lama

Betapa jauh….
Betapa jauh jika kita  bandingkan dengan pengorbanan mereka.
Betapa kita sering  berkeluh kesah, marah, kecewa, benci, bahkan kata-kata tak sanggup  mengemban amanah dakwah ini begitu sering terucap.
Lantas jika  mental ini dimiliki oleh seorang ikhwah kapan kita bisa membangun  bangsa?
Kapan kita bisa merubah peradaban ummat?
Kapan  wahai ikhwah?
Kapan?

Menunggu kalian berhenti  menyelesaikan permainan game di depan komputer?
Menunggu kalian  siap untuk menjadi Murabbi?
Menunggu kalian selesai tidur  setelah subuh untuk datang syura?
Menunggu dan menunggu?
Itu yang ingin kalian katakan wahai ikhwah?

Wahai  ikhwah?
Hari ini…
Sudahkah kita ingat seberapa  besar amal yang kita kerjakan?
Sudah berapa lembarkah tilawah  kita?
Masihkah sujud di malam hari kita kerjakan?
Masihkah kita mengingat bahwa lapar di siang hari adalah energi bagi  jiwa-jiwa para da’i?
Masihkah kita merenung bahwa bekal yang  paling baik adalah iman dan takwa?
Masihkah dan masihkah wahai  Ikhwah ?

Wahai ikhwah….
Sudahkah diskusi-diskusi  keseharian kita bermuatan ilmu dan saling nasihat-menasihati ?
Sudahkah cerita-cerita kita berujung kepada perbaikan diri-diri kita ?
Sudahkah forum-forum syura kita menghasilkan kerja-kerja dakwah  yang menggerakkan ?
Sudahkah wahai ikhwah ?
Sudahkah ?

Mari kita bertanya..
Jika saat ini, masih saja  banyak kader yang lemah, masih saja dakwah ini 
tersendat-sendat, mari  kita bertanya ke dalam diri kita..
Sudah dekatkah kita  dengan-Nya ?
Sedangkan DIA adalah Zat Pemberi Kemenangan.
Sudah kuatkah amalan-amalan kita kepada-Nya ?
Sedangkan ia  adalah senjata orang-orang yang mulia
Sudah seberapa jauhkah  kita membuat tubuh ini letih bekerja di jalan-Nya ?
Sedangkan  keletihan senantiasa melahirkan getar-getar iman yang mendalam..
Jika belum..
Mari sama-sama kita renungkan..
Keep Hamasah..
Allah mencintaimu…


Sumber : Dakwatuna.com

0 komentar:

Green Ice Cream Bar